Jumat, 31 Oktober 2008

CUKUP. . .



Satu kata sederhana dan tidak bermakna jika hanya dipakai sebagai ucapan yang digunakan untuk menunjukan ukuran, atau ungkapan berhenti. Namun jika kita dapat mendalami maknanya, akan sangat besar manfaatnya untuk kehidupan kita.

sifat yang dimiliki oleh manusia adalah selalu merasa kurang. Seorang yang mendapatkan gaji 1 juta rupiah akan berkata : "ah...aku membutuhkan gaji yang lebih, masih kurang." Kemudian setelah bertambah gajinya menjadi 2 juta rupiah dia berkata : "kenapa masih kurang ya? kebutuhanku bertambah, tidak cukup kalau hanya 2 juta saja." hal ini menggambarkan, apa yang telah didapatkan tetap dirasa kurang, tidak cukup, karena setiap ditambahkan sesuatu dalam hidup kita, pasti ada keinginan untuk memiliki atau menggapai sesuatu yang lebih lagi dari yang telah didapat. pemasukan yang kita terima,bertambahnya kemampuan yang kita dapatkan. . . akan menggerakan keinginan-keinginan kita untuk memikirkan hal-hal yang lebih lagi.


Saya tidak bermaksud untuk membuat kita untuk tidak bermimpi lagi, berharap, dan menjadi patah semangat dalam menjalani hidup, bahkan pasrah dan hanya menunggu ada perubahan dalam hidup. bermimpi dan berpengharapan adalah salah satu yang menggerakan pikiran kita untuk hidup dan berkembang. yang saya harapkan dari setiap kita adalah, kita perlu untuk belajar memahami seberapa besar kemampuan kita untuk mengontrol impian-impian kita. banyak orang-orang yang karena keinginan nya untuk mendapatkan sesuatu, mereka berusaha untuk mendapatkan tanpa bisa berpikir seberapa penting dan mampunya mendapatkan hal tersebut. mereka berusaha keras sampai harus merugikan hidupnya sendiri atau orang lain. contohnya seorang yang menginginkan HP dg seri terbaru, namun dia tidak mampu membelinya. Akhirnya dia menggunakan kartu kreditnya untuk membelinya. . yang pada akhirnya pada saat tagihan kartu kredit keluar, dia tidak dapat membayarnya.

contoh tadi hanya sebagaian kecil yang dapat membawa pada kehidupan yang tidak sejahtera. . .

BERKATALAH CUKUP!. . .

Kata cukup mengandung makna :

1. Menerima : apa yang telah ada saat ini, harus diterima dengan segenap hati. Bukan melihat apa yang dimiliki orang lain, kemudian kita inginkan, dan berusaha keras untuk mendapatkannya, yang sebenarnya diluar kemampuan kita.


2. Bersyukur : Menerima membutuhkan hati yang bersyukur. Rasa syukur yang disertai dengan ketulusan akan memberikan kekuatan disaat kita harus menerima keadaan yang kita rasa kurang.


Menerima dan Bersyukur membawa kepada kita untuk hidup tidak bersungut-sungut, dan selalu merasa kurang.

berkatalah bahwa aku cukup dengan apa yang aku miliki, Jika Tuhan berkehendak untuk memberikan yang lebih dari yang kita miliki saat ini. . . Tuhan akan mempersiapkan kita untuk meraihnya dan memberikan hikmat untuk mengelola apa yang kita terima.


Semoga anda dapat belajar menikmati hidup dg refleksi ini. . . GBU

Jumat, 24 Oktober 2008





REFLECTION
Di sebuah hutan, ada dua orang tukang penebang pohon. Tukang kayu yang pertama menebang pohon terus menerus dg kampaknya tanpa berhenti. Kemudian si tukang kayu yang ke dua berkata kepada tukang kayu yang pertama: “Hey…kampakmu sudah tumpul…kenapa kau tak beristirahat untuk mengasahnya?” kemudian jawab tukang kayu yang pertama: “ ah…tidak ada waktu untuk beristirahat, masih banyak yang harus ditebang” katanya sambil terus menebang. (From: Selamat berkarya, Andar Ismail)
Kisah diatas menggambarkan seorang yang terus bekerja/beraktivitas tanpa ada hentinya untuk mencapai suatu tujuan. Apakah itu suatu kesalahan? Tidak juga. Akan tetapi kita sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tidak dapat mempergunakan seluruh energy yang kita miliki terus menerus. Ada saat-saat dimana kita harus beristirahat sejenak untuk mengembalikan energy kita.
Beristirahat yang dimaksud adalah ketika kita sejenak melepaskan pikiran-pikiran dari pekerjaan /aktivitas yang melelahkan untuk mengasah kembali hal-hal yang belum kita lakukan atau belum terpikirkan. Sebagai contoh, ada seseorang yang baru masuk dalam suatu perusahaan, dia bekerja dengan beban kerja yang sangat tinggi. Dari pagi hingga malam dia melakukan banyak pekerjaannya hingga tidak mengenal waktu. Ketika dia ditanya, apakah engkau mendapatkan sesuatu dari pekerjaanmu ini?. . . jawabnya: aku tidak mendapatkan pelajaran apapun. Apakah Anda pernah mengalaminya? . . . Sungguh suatu yang menjadi sia-sia ketika kita hidup dengan berbagai kesibukan, dan tidak mendapatkan apa-apa dari apa yang kita lakukan. Untuk itu kita perlu suatu yang dinamakan istirahat atau dalam judul yang saya berikan adalah reflection.
Beristirahat dapat dilakukan dengan cara berdiam diri sejenak, merenungkan apa sebenarnya tujuan kita untuk melakuan hal tersebut dan merenungkan apa yang terlewat dari hidup yang seharusnya dilakukan. Permenungan juga mengandung unsur berkomunikasi dengan Tuhan yang dilakuan dalam doa, yang pada akhirnya kita mengucap syukur atas apa yang telah kita lakukan.
Secara pribadi, setelah pulang dari kerja, saya sangat senang mengambil waktu untuk menyendiri, mendengarkan music dg irama yang tenang, kemudian mulai merenungkan segala sesuatu yang telah saya lakukan selama sepanjang hari. Secara tidak langsung, saya yang sering mengeluh akan beban kerja, membuat saya dapat bersyukur atas apa yang saya lakukan dan energy-energy negative dapat terlepas dari pikiran saya.
Enjoy Your life with Reflection. . . GBU