Senin, 21 Maret 2011

Persekutuan nan Indah, Ibadah yg sederhana & kesatuan hati yg memperkaya pelayanan

Refleksi@BajemBlitar

8:1 Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia 1 . g 8:2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan (2 Kor 8 : 1 – 2)

Ayat 2 Korintus 8 : 1 – 2 cukup dapat menggambarkan bagaimana keadaan jemaat di bajem blitar. Saya bersyukur mendapat kesempatan untuk mengunjungi jemaat ini, ditengah-tengah segala kecemasan, ketakutan, penderitaan dan sukacita yang mereka alami. Tanggal 12 Maret 2011 saya berangkat ke kota patria beserta rekan-rekan sepelayanan yang lain. Setibanya disana kami memulai pelayanan kami di persekutuan remaja di tempat ibadah yang pada bulan Desember mereka dilarang untuk beribadah di tempat itu. Kami mulai berkenalan dengan beberapa anak remaja disana, dan berbincang-bincang dengan majelis pendamping. tepat pukul 17.30 persekutuan remaja dimulai. Kami kaget dan kagum dengan seorang bocah yang masih kecil, duduk di bangku Kelas 6 SD, mulai menyapa setiap jemaat remaja yang datang. Ya… dia adalah pemimpin pujian dalam persekutuan tersebut. Dengan suara yang keras, intonasi yang jelas, dia mengajak kita bersama memuji nama Tuhan. Walau hanya bersifat mengajak dengan cara “mari kita memuji Tuhan dengan lagu yang pertama……” dan demikian juga dengan lagu-lagu berikutnya, kemudian dia mengajak berdoa… kami melihat anak ini begitu berani untuk berbicara. selain fenomena anak tersebut, saya juga merasakan pujian yang begitu indah ketika mereka menyanyi memuji Tuhan. Di dalam segala kekurangan dan kelemahan mereka, mereka tetap bersemangat di dalam sebuah persekutuan.
Saya kagum melihat persekutuan mereka yang begitu sederhana, saya merasakan kehadiran Roh kudus di dalam persekutuan tersebut. Dan Saya percaya persekutuan yang indah tersebut bersumber dari hati mereka masing-masing yang rindu untuk datang kepada Tuhan dan bersekutu dengan saudara seiman.
Seperti jemaat di Makedonia, Tuhan menganugerahkan Kasih karunia bagi anak-anak ini, meskipun mereka mengalami tekanan hidup sebagai orang Kristen. Sehingga mereka mempunyai kerinduan dan semangat untuk tetap mengalami persekutuan dengan Tuhan.
Kita harus belajar dari anak-anak ini, biarlah persekutuan di dalam gereja kita tidak hambar, namun persekutuan gereja kita menjadi indah karena setiap masing-masing individu mempunyai kerinduan yang mendalam untuk berjumpa dengan Tuhan dan saling mengasihi dalam persekutuan berdasarkan atas kasih karunia yang telah Tuhan limpahkan bagi kita semua orang percaya.

Pengalaman berharga yang lain saya dapatkan ketika saya melayani sebagai pemandu pujian di dalam ibadah mereka. Kami beribadah di sebuah hotel tempat kami menginap, karena mereka masih belum mendapatkan ijin untuk beribadah. ibadah dimulai pukul 08.10, kami hanya berlatih sangat singkat untuk mempelajari lagu-lagunya, karena pemain music baru datang pukul 08.00. ketika melayani dalam ibadah tersebut dalam benak saya ada pikiran yang mengganggu, “ah ini ibadah biasa di sebuah gereja kecil, jadi jika salah dalam menyanyi tidak masalah, tidak perlu menyanyi dengan suara yang terbaik, dll”. Sebuah pikiran yang menyederhanakan pelayan di tempat beribadah yang sederhana.
Saya menyadari, jika menuruti pikiran ini maka saya bukan seorang pelayan Tuhan yang baik. Godaan-godaan ini sering terjadi ketika kita sudah menyederhanakan tempat pelayanan, kondisi jemaat, siapa jemaat yang ada didalamnya (apakah mereka orang penting atau bukan), dll.
Melalui pengalaman ini saya disadarkan betapa pentingnya untuk terus menjaga kualitas pelayanan saya di manapun saya melayani, bahkan seharusnya saya harus memberikan lebih lagi yang terbaik meski ditempat yang sederhana.

Bersyukur saya bisa melayani di ibadah minggu bajem blitar. Saya melihat dalam segala kesederhanaan, mereka terus berjuang untuk menunjukan ibadah yang baik dan berkenan kepada Tuhan. saya melihat di dalam segala kekurangan mereka, Tuhan tetap mencukupkan dan menyertai mereka. Mereka tidak kekurangan pelayan, tidak kekurangan peralatan untuk beribadah, tidak kekurangan tempat untuk beribadah. Tuhan memberikan hati masing-masing jemaat untuk memiliki kerinduan dengan memberikan diri mereka dipakai untuk melayani Tuhan dan sesama dari apa yang mereka punya. Ada yang meminjamkan alat music, memberi diri untuk menjadi pengiring dalam segala kekurangan dan kelebihan, dan memberi suaranya dipakai menjadi lektor meski usia mereka masih sangat-sangat muda (anak kelas 6 SD yang saya kagumi, anak kelas 1 SMP, dan satu anak yang sudah berkuliah). Ketika ada kemurahan untuk berbagi dalam menghadapi kekurangan, maka akan semakin diperkaya dengan segala sesuatu.

Kiranya melalui pengalaman ini dapat menjadi pelajaran untuk kita semua. Sebagai anak-anak Tuhan yang mempunyai banyak kelebihan dari pada mereka, hendaknya kita dapat menciptakan persekutuan yang baik dan dapat menjadi seorang pelayan yang mempunyai kualitas yang baik, dengan berlandaskan pada kerinduan hati kita untuk mau bersekutu bersama Tuhan, dan kerinduan kita untuk mau dipakai oleh Tuhan.
Tuhan Memberkati.

Minggu, 09 November 2008

EMOSI VS LOGIKA



"Hai Emosi bersahabatlah dengan logika dan rendahkan dirimu terhadapnya!"


Emosi dapat berubah-ubah tanpa mengenal waktu. ketika pagi hari menyambutnya, dia dapat tersenyum, serasa hari akan menjadi begitu indah. Namun ketika disambut oleh sebuah masalah besar disiang hari, seketika itu juga dia dapat berubah menjadi murung dan gelisah. Ketika malam hari tiba, dia tersenyum kembali pada saat dia dapat beristirahat dari lelahnya aktivitas dalam satu hari.

Hidup membutuhkan kestabilan dan ketenangan. Akan tetapi apa yang terjadi jika emosilah yang menguasai kita?

Emosi harus dikuasai atau dikontrol, agar dia dapat menghadapi setiap kejadian-kejadian di hidupnya dengan tetap berada pada posisi tenang.

Siapakah yang dapat memimpinnya?

yaitu logika atau pikiran kita. apa yang kita pikirkan memancarkan ekspresi perasaan kita. jika kita dapat berpikir pada koridor positif, melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang baik, memberi makna yang baik pada setiap kejadian dalam hidup kita. . . maka perasaan atau emosi akan tetap dalam keadaan tenang atau stabil.

sebaliknya jika hidup kita dipenuhi dengan pikiran negatif, kekawatiran, rasa bersalah, kecurigaan. . . maka secara tidak langsung akan berpengaruh pada emosi kita pula. percayakah?


kita hidup diperhadapkan dengan banyak hal menyenangkan dan juga banyak masalah yang mengganggu hidup kita. satu hal yang pasti, kita harus menang dari masalah yang berusaha menguasai hidup kita.

Mulailah dengan belajar melihat segala sesuatu dari sudut padang yang baik, bahwa segala hal yang terjadi adalah baik untuk kita, dan akan mendatangkan hal yang lebih indah.

Selamat merenungkan apa yang baik dalam kehidupan ini. . . and percayalah, anda akan dapat menikmati hidup ini dengan emosi yang baik pula. GBU.

Jumat, 31 Oktober 2008

CUKUP. . .



Satu kata sederhana dan tidak bermakna jika hanya dipakai sebagai ucapan yang digunakan untuk menunjukan ukuran, atau ungkapan berhenti. Namun jika kita dapat mendalami maknanya, akan sangat besar manfaatnya untuk kehidupan kita.

sifat yang dimiliki oleh manusia adalah selalu merasa kurang. Seorang yang mendapatkan gaji 1 juta rupiah akan berkata : "ah...aku membutuhkan gaji yang lebih, masih kurang." Kemudian setelah bertambah gajinya menjadi 2 juta rupiah dia berkata : "kenapa masih kurang ya? kebutuhanku bertambah, tidak cukup kalau hanya 2 juta saja." hal ini menggambarkan, apa yang telah didapatkan tetap dirasa kurang, tidak cukup, karena setiap ditambahkan sesuatu dalam hidup kita, pasti ada keinginan untuk memiliki atau menggapai sesuatu yang lebih lagi dari yang telah didapat. pemasukan yang kita terima,bertambahnya kemampuan yang kita dapatkan. . . akan menggerakan keinginan-keinginan kita untuk memikirkan hal-hal yang lebih lagi.


Saya tidak bermaksud untuk membuat kita untuk tidak bermimpi lagi, berharap, dan menjadi patah semangat dalam menjalani hidup, bahkan pasrah dan hanya menunggu ada perubahan dalam hidup. bermimpi dan berpengharapan adalah salah satu yang menggerakan pikiran kita untuk hidup dan berkembang. yang saya harapkan dari setiap kita adalah, kita perlu untuk belajar memahami seberapa besar kemampuan kita untuk mengontrol impian-impian kita. banyak orang-orang yang karena keinginan nya untuk mendapatkan sesuatu, mereka berusaha untuk mendapatkan tanpa bisa berpikir seberapa penting dan mampunya mendapatkan hal tersebut. mereka berusaha keras sampai harus merugikan hidupnya sendiri atau orang lain. contohnya seorang yang menginginkan HP dg seri terbaru, namun dia tidak mampu membelinya. Akhirnya dia menggunakan kartu kreditnya untuk membelinya. . yang pada akhirnya pada saat tagihan kartu kredit keluar, dia tidak dapat membayarnya.

contoh tadi hanya sebagaian kecil yang dapat membawa pada kehidupan yang tidak sejahtera. . .

BERKATALAH CUKUP!. . .

Kata cukup mengandung makna :

1. Menerima : apa yang telah ada saat ini, harus diterima dengan segenap hati. Bukan melihat apa yang dimiliki orang lain, kemudian kita inginkan, dan berusaha keras untuk mendapatkannya, yang sebenarnya diluar kemampuan kita.


2. Bersyukur : Menerima membutuhkan hati yang bersyukur. Rasa syukur yang disertai dengan ketulusan akan memberikan kekuatan disaat kita harus menerima keadaan yang kita rasa kurang.


Menerima dan Bersyukur membawa kepada kita untuk hidup tidak bersungut-sungut, dan selalu merasa kurang.

berkatalah bahwa aku cukup dengan apa yang aku miliki, Jika Tuhan berkehendak untuk memberikan yang lebih dari yang kita miliki saat ini. . . Tuhan akan mempersiapkan kita untuk meraihnya dan memberikan hikmat untuk mengelola apa yang kita terima.


Semoga anda dapat belajar menikmati hidup dg refleksi ini. . . GBU

Jumat, 24 Oktober 2008





REFLECTION
Di sebuah hutan, ada dua orang tukang penebang pohon. Tukang kayu yang pertama menebang pohon terus menerus dg kampaknya tanpa berhenti. Kemudian si tukang kayu yang ke dua berkata kepada tukang kayu yang pertama: “Hey…kampakmu sudah tumpul…kenapa kau tak beristirahat untuk mengasahnya?” kemudian jawab tukang kayu yang pertama: “ ah…tidak ada waktu untuk beristirahat, masih banyak yang harus ditebang” katanya sambil terus menebang. (From: Selamat berkarya, Andar Ismail)
Kisah diatas menggambarkan seorang yang terus bekerja/beraktivitas tanpa ada hentinya untuk mencapai suatu tujuan. Apakah itu suatu kesalahan? Tidak juga. Akan tetapi kita sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tidak dapat mempergunakan seluruh energy yang kita miliki terus menerus. Ada saat-saat dimana kita harus beristirahat sejenak untuk mengembalikan energy kita.
Beristirahat yang dimaksud adalah ketika kita sejenak melepaskan pikiran-pikiran dari pekerjaan /aktivitas yang melelahkan untuk mengasah kembali hal-hal yang belum kita lakukan atau belum terpikirkan. Sebagai contoh, ada seseorang yang baru masuk dalam suatu perusahaan, dia bekerja dengan beban kerja yang sangat tinggi. Dari pagi hingga malam dia melakukan banyak pekerjaannya hingga tidak mengenal waktu. Ketika dia ditanya, apakah engkau mendapatkan sesuatu dari pekerjaanmu ini?. . . jawabnya: aku tidak mendapatkan pelajaran apapun. Apakah Anda pernah mengalaminya? . . . Sungguh suatu yang menjadi sia-sia ketika kita hidup dengan berbagai kesibukan, dan tidak mendapatkan apa-apa dari apa yang kita lakukan. Untuk itu kita perlu suatu yang dinamakan istirahat atau dalam judul yang saya berikan adalah reflection.
Beristirahat dapat dilakukan dengan cara berdiam diri sejenak, merenungkan apa sebenarnya tujuan kita untuk melakuan hal tersebut dan merenungkan apa yang terlewat dari hidup yang seharusnya dilakukan. Permenungan juga mengandung unsur berkomunikasi dengan Tuhan yang dilakuan dalam doa, yang pada akhirnya kita mengucap syukur atas apa yang telah kita lakukan.
Secara pribadi, setelah pulang dari kerja, saya sangat senang mengambil waktu untuk menyendiri, mendengarkan music dg irama yang tenang, kemudian mulai merenungkan segala sesuatu yang telah saya lakukan selama sepanjang hari. Secara tidak langsung, saya yang sering mengeluh akan beban kerja, membuat saya dapat bersyukur atas apa yang saya lakukan dan energy-energy negative dapat terlepas dari pikiran saya.
Enjoy Your life with Reflection. . . GBU